This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Wednesday, September 29, 2021

Teknik Inpeksi

    Inspeksi berasal dari bahasa Inggris yakni Inspection. Inspeksi adalah pemeriksaan secara seksama terhadap suatu produk yang dihasilkan apakah sesuai dengan standar dan aturan yang telah ditetapkan . inspection juga merupakan suatu paduan yang terdiri dari kegiatan-kegiatan, baik yang bersifat operasional maupun managerial, yang terdiri dari kegiatan:review, survey, check, measure, detection, examination, data collection, analyze,documentation, reporting, test, recording, dan auditing atau verification.

Tujuan dari Inspeksi dalam Quality Control (Pengendalian Kualitas) adalah sebagai berikut :
  • Untuk mendeteksi dan menghilangkan bahan baku yang cacat sebelum masuk ke proses produksi.
  • Untuk mendeteksi produk cacat dan produk yang berkualitas rendah terkirim ke pelanggan.
  • Untuk memberikan pemberitahuan kepada Manajemen sebelum suatu masalah kualitas menjadi serius sehingga manajemen dapat mengambil tindakan-tindakan yang diperlukan.
  • Untuk mencegah keterlambatan pengiriman yang dikarenakan masalah kualitas dan mengurangi keluhan dari pelanggan.
  • Untuk meningkatkan kualitas dan realibilitas produk.
Manfaat Inspeksi dalam Pengendalian Kualitas:
  • Membedakan Lot produk yang baik dan Lot produk yang cacat.
  • Membedakan unit produk yang baik dan unit produk yang cacat.
  • Untuk mengetahui apakah terjadi perubahan pada proses.
  • Untuk mengetahui apakah proses produksi berada atau mendekati batas spesifikasi.
  • Untuk menilai kualitas produk.
  • Untuk mengukur ketepatan alat ukur di produksi.
  • Untuk mengukur kemampuan proses.
    Inspeksi atau Inspection dapat dibagi menjadi beberapa jenis, diantaranya adalah Floor Inspection, Centralized Inspection, Combined Inspection, Functional Inspection, First Piece Inspection, Pilot Piece Inspection dan Final Inspection. 
    Berikut ini adalah pembahasan singkatnya:
  • Floor Inspection adalah Inspeksi yang dilakukan dalam proses produksi. Dalam Floor Inspection, Inspektor melakukan pemeriksaan terhadap Material atau produk setengah jadi (Semi Goods) pada proses produksi baik yang dilakukan oleh Manusia maupun Mesin. Inspektor akan melakukan pemeriksaan dari satu mesin/pekerja ke mesin/pekerja lainnya. Metode pemeriksaan ini dapat mendeteksi permasalahan lebih awal sebelum produk tersebut dihasilkan dalam jumlah banyak.
  • Centralised Inspection adalah Inspeksi yang dilakukan pada lokasi tertentu atau terpusat pada tempat yang ditentukan. Semua Peralatan dan Mesin Pengujian diletakan pada tempat yang dikhususkan untuk pengujian. Semua sampel produk yang akan dilakukan pengujian dibawa ke lokasi tersebut untuk dilakukan pengujiannya.
  • Combined Inspection adalah kombinasi dari Floor Inpection dan Centralised Inspection.
  • Functional Inspection adalah Inspeksi terhadap Fungsional pada produk. Seperti contoh pada pemeriksaan Fungsi sebuah Motor, Inspeksi Fungsional akan memeriksa karakteristik kecepatan motor tersebut sesuai dengan yang ditentukan tanpa harus mengetahui karakteristik masing-masing komponen pembentuk motor itu. Functional Inspection pada umumnya dilakukan setelah sebuah produk sudah menjadi Produk Jadi (Finished Goods).
  • First Piece Inspection adalah Inspeksi yang dilakukan terhadap unit pertama. Unit pertama yang dimaksud ini bisa jadi adalah unit pertama pada pergantian shift kerja, unit pertama pada pergantian LOT produk, unit pertama pada pergantian alat kerja ataupun unit pertama pada pergantian parameter mesin.
  • Pilot Piece Inspection adalah inspeksi yang dilakukan terhadap produk baru ataupun model-model baru.
  • Final Inspection adalah Inspeksi yang dilakukan pada Produk Jadi (Finished Goods). Final Inspection ini memeriksa karakteristik produk secara menyeluruh baik Fungsional maupun Kosmetiknya. Final Inspection ini dilakukan sebelum produk jadi tersebut dikirimkan ke pelanggan.
Langkah inspeksi terbagi 2 yitu:
  1. Langkah pemastian mutu atau Quality Assurance (QA) adalah kegiatan yang bersifat MANAGERIAL yang terkoordinasi dan sistematis untuk mengadakan auditing atau verifikasi atas hasil pengendalian mutu oleh pihak lain untuk memastikan bahwa QC tersebut dilaksanakan sesuai dengan persyaratan spesifikasi pihak pemilik objek inspeksi.
  2. Langkah pengendalian mutu atau quality control (QC) adalah kegiatan yang bersifat OPERASIONAL yang sistematis dan mengacu kepada referensi yang tertulis (standard, specification, good practice, peraturan pemerintah yang berlaku), guna menegndalikan mutu produk atau jasa, agar memenuhi spesifikasi yang telah di tentukan dalam rangka memuaskan pelanggan.
Langkah-langkah QA pemastian mutu tersebut terdiri dari:
  • Mereview dokumen pendukung suatu obyek inspeksi, baik produk maupun sistemoperasi dan jasa. 
  • Mengadakan auditing atau verifikasi atas hasil QC pihak pelaksana inspeksi dilapangan (biasanya inhouse inspection dari pihak pelaksana, baik pabrikasi,maintenance, konstruksi, dll). 
  • Pihak QA juga akan menyusun laporan sesuai format standar dan ditandatanganioleh quality auditor yang melaksanakan kerja dan disahkan oleh atasannya sebagaiwakil perusahaan inspection tersebut. Laporan tersebut diserahkan kepada pihak pemilik obyek inspeksi sebagai pengguna jasa mereka. Laporan tersebut merupakantanggungjawab pihak QA (TPI).

Langkah-langkah QC operasional tersebut terdiri dari:
  • mereview dokumen pendukung dari obyek inspeksi.
  • mengadakan survey lokasi dan kondisi lingkungan obyek inspeksi.
  • mengecek obyek inspeksi untuk mengetahui kondisi fisiknya atau kinerja operasionalnya.
  • mengadakan pengukuran-pengukuran (measurement/dimension check) untuk mengetahuiukuran/ dimensi obyek inspeksidan quantitas obyek. Hasil pengukuran diarsipkan dalamformat standar.
  • mengadakan deteksi/penyidikan atas obyek inspeksi atau sistem operasi, untukmendeteksi adanya kelainan atau ketidaksesuaian (non conformance).
  • temuan yang didapat diteliti lebih jauh (examination) untuk mempelajari sebabketidaksesuaian tersebut, untuk memperkuat penelitian tersebut semua sample bahan ataulimbah yang diketemukan dianalisa secara laboratoris untuk mendapatkan struktur/komposisi kimiawi yang kuantitatif dan akurat. Semua data yang didapat dikumpulkan (data collecting). Selanjutnya juga diadakan analisa penyebab ketidaksesuaian (rootcause analyze) untuk menentukan langkah-langkah penanggulangan dan pencegahanagar hal yang sama tidak terulang lagi.
  • cacat, kerusakan, kelainan, dan ketidaksesuaian lainnya didokumentasikan dengan photography untuk pengabadiannya.
  • berdasarkan temuan-temuan dan hasil penelitian dan analisa, disusun laporan yangsingkat namun komprehensif/lengkap dan akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
  • Setelah langkah-langkah penanggulangan/ perbaikan dilaksanakan, diadakan pengujian baik struktural maupun operasional untuk meyakinkan bahwa obyek inspeksi atausistem operasional dapat dioperasikan kembali.
  • Setelah rekomendasi dilaksanakan, dan pengujian operasional berhasil, diadakan pencatatan semua langkah perbaikan dan hasil pengujian didalam arsip/kartu riwayat peralatan (equipment history record card).

Pertanyaan:
1. Apa yang dimaksud dengan inspeksi?
2. Sebutkan tujuan dari Inspeksi!
3. Sebutkan pengertian QA dan QC!
4. Sebutkan beberapa perbedaan QA dan QC!













Saturday, September 25, 2021

Magnetic Partikel Test

     Pengujian partikel magnetik adalah salah satu jenis pengujian tanpa merusak (nondestructive test) yang diterapkan dalam pemeriksaan cacat material ataupun cacat las. Pada umumnya pemeriksaan dengan metoda magnetik partikel digunakan untuk mengungkapkan konformasi di permukaan atau di bawah (sub surface) dengan memanfaatkan kebocoran garis-garis gaya magnet (flux) pada permukaan benda uji, sehingga dengan menyemprotan butir ferromagnetik akan berkumpullah serbuk magnetik tersebut pada bocorn flux tadi sehingga karenanya terungkaplah jenis dan dimensi cacat permukaan dan bawah permukaan. Ilustrasi pengujian partikel magnetik ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

 

    Karena butir magnetik ini memerlukan garis-garis gaya magnetik, maka jenis pengujian ini hanya dapat dilaksanakan pada material yang dapat menjadi magnetik, seperti misalnya bahan besi, baja dan paduan nikel, paduan cobalt, juga baja precipitation hardening seperti stainless steel 17-4 PH, 17-7PH, dan 15-4 PH, yang menjadi magnetik setelah berusia cukup lama (aging). Material tersebut diatas akan kehilangan daya ferromagnetiknya apabila bertemperatur melebihi 760oC yang lazim disebut Titik Curie.

    Alat yang banyak digunakan adalah alat yang menggunakan arus listrik sebagai pembangkit medan magnet. Yoke adalah pembangkit medan magnet yang paling sederhana. Umumnya lebar yoke berkisar antara 15 cm–20 cm dan menggunakan sumber AC 115 volt. Sistem yang lebih rumit menyediakan selektor AC/DC, arus yang lebih besar dan ammeter.

Alat yang digunakan seperti :
1. Electrical yoke (AC)    
2. Lampu
3. Gauss Meter
4. Pile Fill Indikator (Pie)
5. Blok Kalibrasi
6. Penggaris
7. Alat Peniup
8. Light Meter
9. Sikat Baja
10. Tisu/Kain Pembersih
11. Cairan Pembersih SKC-S (Cleaner)
12. White Contrast Paint (WCP)-2 Magnaflux
13. Partikel Serbuk Besi (Prepared Bath) 7HF.

Prosedur pengujian MPI Wet Visible:
1. Tahap persiapan.
Kalibrasi Yoke dengan menguji kekuatan yoke terlebih dahulu (power lifting of yoke) berdasarkan ASME section V Article 6 (T-773,2), yaitu untuk arus AC yoke harus mampu mengangkat beban sebesar 4,5 kg (10 lb) pada maximum pole sepacing-nya.
Indikator medan magnet pie-shape atau Burma Castrol digunakan untuk memverifikasi arah dan kekuatan medan magnet pada daerah yang diuji.
Pembersihan permukaan spesimen dari kotoran yang mungkin mengganggu interpretasi hasil uji dengan menyemprotkan cairan pembersih SKC-S (Cleaner) pada permukaan spesimen. Kemudian gunakan sikat baja untuk membersihkan permukaan spesimen dan terakhir di lap pakai kain pembersih untuk menghilangkan kotoran di permukaan spesimen. Permukaan harus kering dan bersih. Permukaan yang kasar cenderung menyulitkan pemeriksaan.

2. Aplikasi WCP-2
Setelah permukaan dipastikan bersih dan kering maka dilakukan penymprotan WCP-2 secara merata pada permukaan spesimen. Sebelum di semprot sebaiknya WCP-2 di kocok dulu supaya WCP-2 nya tercampur merata sehingga memudahkan penyemprotannya. Hal ini dilakukan untuk memudahkan mendeteksi adanya cacat. Karena warna dari WCP-2 lebih kontras dari pada serbuk ferromagnetik

3. Tahap magnetisasi
Sebelum magnetisasi siapkan Pile Fill Indikator untuk melihat arah medan magnet dan letakkan di atas spesimen. Nyalakan yoke-AC, lalu benda kerja mulai di magnetisasi sambil menyemprot partikel serbuk besi (Prepared Bath) 7HF. Magnetisasi benda uji dimaksudkan agar benda uji dapat menarik serbuk ferromagnetik yang nantinya serbuk ferromagnetik tersebut akan mendeteksi adanya cacat pada benda uji tersebut. Kemudian lakukan pembersihan sisa partikel serbuk besi dengan alat peniup sambil magnetisasi untuk memperjelas indikasi yang muncul. Arah pergerakan kaki yoke pada proses uji seperti ditunjukkan pada gambar berikut

4. Tahap interpretasi hasil.
Lakukan pengukuran indikasi dengan penggaris. Dimaksudkan untuk melihat bentuk cacat yang terdapat pada benda uji. Selain itu juga dari hasil pengevalusian kita akan dapat menentukan apakah benda uji harus diperbaiki atau tidak.

5. Tahap demagnetisasi bahan.
Sebelum demagnetisasi lakukan post cleaning supaya permukaan spesimen bersih kembali menggunakan cleaner seperti tahap awal pembersihan.
Kemudian ukur sisa medan magnet pada spesimen menggunakan Gauss Meter dengan menempelkannya di atas spesimen seperti pada gambar 5.2. Letakkan Gauss Meter dekat HAZ atau sebaiknya diukur juga dibagian sudut setiap spesimen karena biasanya daerah pengaruh magnet lebih besar. Standarnya 3 gauss. Penggunaan Gauss Meter.
Lakukan demagnetisasi dengan cara mengacaukan arah medan magnetnya dengan cara menekan tombol power yoke-AC kemudian yoke-AC di putar dan ditarik tanpa menyentuh spesimen. Tujuan demagnetisasi adalah agar bahan tidak bermagnet


Gambar Penggunaan Gauss Meter


6. Tahap pembersihan setelah inspeksi
Semua partikel magnetik yang digunakan, harus dihilangkan dari permukaan bahan setelah inspeksi.


Thursday, September 23, 2021