Saturday, September 25, 2021

Magnetic Partikel Test

     Pengujian partikel magnetik adalah salah satu jenis pengujian tanpa merusak (nondestructive test) yang diterapkan dalam pemeriksaan cacat material ataupun cacat las. Pada umumnya pemeriksaan dengan metoda magnetik partikel digunakan untuk mengungkapkan konformasi di permukaan atau di bawah (sub surface) dengan memanfaatkan kebocoran garis-garis gaya magnet (flux) pada permukaan benda uji, sehingga dengan menyemprotan butir ferromagnetik akan berkumpullah serbuk magnetik tersebut pada bocorn flux tadi sehingga karenanya terungkaplah jenis dan dimensi cacat permukaan dan bawah permukaan. Ilustrasi pengujian partikel magnetik ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

 

    Karena butir magnetik ini memerlukan garis-garis gaya magnetik, maka jenis pengujian ini hanya dapat dilaksanakan pada material yang dapat menjadi magnetik, seperti misalnya bahan besi, baja dan paduan nikel, paduan cobalt, juga baja precipitation hardening seperti stainless steel 17-4 PH, 17-7PH, dan 15-4 PH, yang menjadi magnetik setelah berusia cukup lama (aging). Material tersebut diatas akan kehilangan daya ferromagnetiknya apabila bertemperatur melebihi 760oC yang lazim disebut Titik Curie.

    Alat yang banyak digunakan adalah alat yang menggunakan arus listrik sebagai pembangkit medan magnet. Yoke adalah pembangkit medan magnet yang paling sederhana. Umumnya lebar yoke berkisar antara 15 cm–20 cm dan menggunakan sumber AC 115 volt. Sistem yang lebih rumit menyediakan selektor AC/DC, arus yang lebih besar dan ammeter.

Alat yang digunakan seperti :
1. Electrical yoke (AC)    
2. Lampu
3. Gauss Meter
4. Pile Fill Indikator (Pie)
5. Blok Kalibrasi
6. Penggaris
7. Alat Peniup
8. Light Meter
9. Sikat Baja
10. Tisu/Kain Pembersih
11. Cairan Pembersih SKC-S (Cleaner)
12. White Contrast Paint (WCP)-2 Magnaflux
13. Partikel Serbuk Besi (Prepared Bath) 7HF.

Prosedur pengujian MPI Wet Visible:
1. Tahap persiapan.
Kalibrasi Yoke dengan menguji kekuatan yoke terlebih dahulu (power lifting of yoke) berdasarkan ASME section V Article 6 (T-773,2), yaitu untuk arus AC yoke harus mampu mengangkat beban sebesar 4,5 kg (10 lb) pada maximum pole sepacing-nya.
Indikator medan magnet pie-shape atau Burma Castrol digunakan untuk memverifikasi arah dan kekuatan medan magnet pada daerah yang diuji.
Pembersihan permukaan spesimen dari kotoran yang mungkin mengganggu interpretasi hasil uji dengan menyemprotkan cairan pembersih SKC-S (Cleaner) pada permukaan spesimen. Kemudian gunakan sikat baja untuk membersihkan permukaan spesimen dan terakhir di lap pakai kain pembersih untuk menghilangkan kotoran di permukaan spesimen. Permukaan harus kering dan bersih. Permukaan yang kasar cenderung menyulitkan pemeriksaan.

2. Aplikasi WCP-2
Setelah permukaan dipastikan bersih dan kering maka dilakukan penymprotan WCP-2 secara merata pada permukaan spesimen. Sebelum di semprot sebaiknya WCP-2 di kocok dulu supaya WCP-2 nya tercampur merata sehingga memudahkan penyemprotannya. Hal ini dilakukan untuk memudahkan mendeteksi adanya cacat. Karena warna dari WCP-2 lebih kontras dari pada serbuk ferromagnetik

3. Tahap magnetisasi
Sebelum magnetisasi siapkan Pile Fill Indikator untuk melihat arah medan magnet dan letakkan di atas spesimen. Nyalakan yoke-AC, lalu benda kerja mulai di magnetisasi sambil menyemprot partikel serbuk besi (Prepared Bath) 7HF. Magnetisasi benda uji dimaksudkan agar benda uji dapat menarik serbuk ferromagnetik yang nantinya serbuk ferromagnetik tersebut akan mendeteksi adanya cacat pada benda uji tersebut. Kemudian lakukan pembersihan sisa partikel serbuk besi dengan alat peniup sambil magnetisasi untuk memperjelas indikasi yang muncul. Arah pergerakan kaki yoke pada proses uji seperti ditunjukkan pada gambar berikut

4. Tahap interpretasi hasil.
Lakukan pengukuran indikasi dengan penggaris. Dimaksudkan untuk melihat bentuk cacat yang terdapat pada benda uji. Selain itu juga dari hasil pengevalusian kita akan dapat menentukan apakah benda uji harus diperbaiki atau tidak.

5. Tahap demagnetisasi bahan.
Sebelum demagnetisasi lakukan post cleaning supaya permukaan spesimen bersih kembali menggunakan cleaner seperti tahap awal pembersihan.
Kemudian ukur sisa medan magnet pada spesimen menggunakan Gauss Meter dengan menempelkannya di atas spesimen seperti pada gambar 5.2. Letakkan Gauss Meter dekat HAZ atau sebaiknya diukur juga dibagian sudut setiap spesimen karena biasanya daerah pengaruh magnet lebih besar. Standarnya 3 gauss. Penggunaan Gauss Meter.
Lakukan demagnetisasi dengan cara mengacaukan arah medan magnetnya dengan cara menekan tombol power yoke-AC kemudian yoke-AC di putar dan ditarik tanpa menyentuh spesimen. Tujuan demagnetisasi adalah agar bahan tidak bermagnet


Gambar Penggunaan Gauss Meter


6. Tahap pembersihan setelah inspeksi
Semua partikel magnetik yang digunakan, harus dihilangkan dari permukaan bahan setelah inspeksi.


0 comments:

Post a Comment