This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Saturday, September 25, 2021

Magnetic Partikel Test

     Pengujian partikel magnetik adalah salah satu jenis pengujian tanpa merusak (nondestructive test) yang diterapkan dalam pemeriksaan cacat material ataupun cacat las. Pada umumnya pemeriksaan dengan metoda magnetik partikel digunakan untuk mengungkapkan konformasi di permukaan atau di bawah (sub surface) dengan memanfaatkan kebocoran garis-garis gaya magnet (flux) pada permukaan benda uji, sehingga dengan menyemprotan butir ferromagnetik akan berkumpullah serbuk magnetik tersebut pada bocorn flux tadi sehingga karenanya terungkaplah jenis dan dimensi cacat permukaan dan bawah permukaan. Ilustrasi pengujian partikel magnetik ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

 

    Karena butir magnetik ini memerlukan garis-garis gaya magnetik, maka jenis pengujian ini hanya dapat dilaksanakan pada material yang dapat menjadi magnetik, seperti misalnya bahan besi, baja dan paduan nikel, paduan cobalt, juga baja precipitation hardening seperti stainless steel 17-4 PH, 17-7PH, dan 15-4 PH, yang menjadi magnetik setelah berusia cukup lama (aging). Material tersebut diatas akan kehilangan daya ferromagnetiknya apabila bertemperatur melebihi 760oC yang lazim disebut Titik Curie.

    Alat yang banyak digunakan adalah alat yang menggunakan arus listrik sebagai pembangkit medan magnet. Yoke adalah pembangkit medan magnet yang paling sederhana. Umumnya lebar yoke berkisar antara 15 cm–20 cm dan menggunakan sumber AC 115 volt. Sistem yang lebih rumit menyediakan selektor AC/DC, arus yang lebih besar dan ammeter.

Alat yang digunakan seperti :
1. Electrical yoke (AC)    
2. Lampu
3. Gauss Meter
4. Pile Fill Indikator (Pie)
5. Blok Kalibrasi
6. Penggaris
7. Alat Peniup
8. Light Meter
9. Sikat Baja
10. Tisu/Kain Pembersih
11. Cairan Pembersih SKC-S (Cleaner)
12. White Contrast Paint (WCP)-2 Magnaflux
13. Partikel Serbuk Besi (Prepared Bath) 7HF.

Prosedur pengujian MPI Wet Visible:
1. Tahap persiapan.
Kalibrasi Yoke dengan menguji kekuatan yoke terlebih dahulu (power lifting of yoke) berdasarkan ASME section V Article 6 (T-773,2), yaitu untuk arus AC yoke harus mampu mengangkat beban sebesar 4,5 kg (10 lb) pada maximum pole sepacing-nya.
Indikator medan magnet pie-shape atau Burma Castrol digunakan untuk memverifikasi arah dan kekuatan medan magnet pada daerah yang diuji.
Pembersihan permukaan spesimen dari kotoran yang mungkin mengganggu interpretasi hasil uji dengan menyemprotkan cairan pembersih SKC-S (Cleaner) pada permukaan spesimen. Kemudian gunakan sikat baja untuk membersihkan permukaan spesimen dan terakhir di lap pakai kain pembersih untuk menghilangkan kotoran di permukaan spesimen. Permukaan harus kering dan bersih. Permukaan yang kasar cenderung menyulitkan pemeriksaan.

2. Aplikasi WCP-2
Setelah permukaan dipastikan bersih dan kering maka dilakukan penymprotan WCP-2 secara merata pada permukaan spesimen. Sebelum di semprot sebaiknya WCP-2 di kocok dulu supaya WCP-2 nya tercampur merata sehingga memudahkan penyemprotannya. Hal ini dilakukan untuk memudahkan mendeteksi adanya cacat. Karena warna dari WCP-2 lebih kontras dari pada serbuk ferromagnetik

3. Tahap magnetisasi
Sebelum magnetisasi siapkan Pile Fill Indikator untuk melihat arah medan magnet dan letakkan di atas spesimen. Nyalakan yoke-AC, lalu benda kerja mulai di magnetisasi sambil menyemprot partikel serbuk besi (Prepared Bath) 7HF. Magnetisasi benda uji dimaksudkan agar benda uji dapat menarik serbuk ferromagnetik yang nantinya serbuk ferromagnetik tersebut akan mendeteksi adanya cacat pada benda uji tersebut. Kemudian lakukan pembersihan sisa partikel serbuk besi dengan alat peniup sambil magnetisasi untuk memperjelas indikasi yang muncul. Arah pergerakan kaki yoke pada proses uji seperti ditunjukkan pada gambar berikut

4. Tahap interpretasi hasil.
Lakukan pengukuran indikasi dengan penggaris. Dimaksudkan untuk melihat bentuk cacat yang terdapat pada benda uji. Selain itu juga dari hasil pengevalusian kita akan dapat menentukan apakah benda uji harus diperbaiki atau tidak.

5. Tahap demagnetisasi bahan.
Sebelum demagnetisasi lakukan post cleaning supaya permukaan spesimen bersih kembali menggunakan cleaner seperti tahap awal pembersihan.
Kemudian ukur sisa medan magnet pada spesimen menggunakan Gauss Meter dengan menempelkannya di atas spesimen seperti pada gambar 5.2. Letakkan Gauss Meter dekat HAZ atau sebaiknya diukur juga dibagian sudut setiap spesimen karena biasanya daerah pengaruh magnet lebih besar. Standarnya 3 gauss. Penggunaan Gauss Meter.
Lakukan demagnetisasi dengan cara mengacaukan arah medan magnetnya dengan cara menekan tombol power yoke-AC kemudian yoke-AC di putar dan ditarik tanpa menyentuh spesimen. Tujuan demagnetisasi adalah agar bahan tidak bermagnet


Gambar Penggunaan Gauss Meter


6. Tahap pembersihan setelah inspeksi
Semua partikel magnetik yang digunakan, harus dihilangkan dari permukaan bahan setelah inspeksi.


Thursday, September 23, 2021

Monday, July 19, 2021

PENETRANT TEST

    Uji cairan penetran adalah salah satu metode uji tanpa merusak yang mampu mendeteksi cacat terbuka pada permukaan suatu bahan atau komponen, misalnya cacat retakan terbuka. Uji cairan penetran dapat dilakukan pada semua jenis bahan, asal permukaannya tidak menyerap cairan penetran tersebut. Prinsip dasar uji penetran adalah sifat kapilaritas sepeti ditunjuk Gambar 3.1. Bila celah yang sangat sempit diberi cairan, maka celah tersebut mampu menyedot cairan sehingga celah akan berisi cairan. Cairan yang ada di dalam celah akan dapat disedot ke luar ke permukaan bila ujung celah diberi developer di ujung celah akan memberikan indikasi bahwa di tempat tersebut terdapat celah. Cairan penetran harus mempunyai kemampuan untuk masuk ke dalam cacat/celah. Oleh karena itu cairan ini harus memenuhi persyaratan mampu memasuki celah yang sangat sempit, mampu berada di dalam celah yang besar, tidak mudah menguap, bila berada di permukaan benda uji mudah dibersihkan, tidak mudah berubah warna menjadi pucat, tidak korosif, tidak berbau, tidak beracun, tidak mudah menyala, dan stabil bila disimpan. Uji penetran sangat efektif untuk mengungkapkan keberadaan cacat atau non konfirmasi yang terbuka di permukaan, seperti misalnya lipatan (fold/lap), porositas, lapisan (seam), inklusi terak/kotoran (slag inclusion), fusi tidak sempurna (incomplete fusion), retak (crack), dan lain-lain yang biasanya berada pada produk pengelasan, tempaan, rolan dan pengecoran.

Keselamatan Kerja
    Manfaat alat keselamatan kerja dalam pengujian penetrant metode visible adalah sebagai pelindung diri supaya tidak mengenai mata, tangan, muka, dan anggota badan yang lain pada saat penyemprotan cairan penetrant. Botol cairan penetrant juga harus diletakkan pada suhu kamar agar terhindar dari ledakan botol cairan penetrant

Jenis alat keselamatan kerja:
1. Alat pelindung bagian kepala, muka dan mata: face shields/masker, dan safety glasses.
2. Alat pelindung pernafasan terdiri dari masker, respirator
3. Alat pelindung seluruh badan: Baju praktek laboratorium
4. Alat Pelindung Tangan: sarung tangan (safety gloves)
5. Alat Pelindung Kaki: Safety shoes.

Prosedur praktikum Solvent Removable System:
1. Menentukan teknik uji liquid penetrant
    Sebelum pengujian dilakukan maka harus ditentukan terlebih dahulu teknik yang digunakan dalam liquid penetrant test, yaitu dengan menggunakan teknik Solvent Removable System. Solvent Removable System ini digunakan pada saat precleaning dan pembasuhan penetrant

2. Tahap Persiapan
  • Mengukur intensitas cahaya menggunakan Light Meter. Letakkan sensor cahaya diatas spesimen. Standar minimum intesitas cahaya pada spesimen adalah 1000 Lux atau 100 FC. Gunakan lampu penerang apabila intensitas cahaya di bawah standar.
  • Pengukuran temperatur (200C - 500C) spesimen atau benda uji menggunakan Thermo Gun.
  • Pembersihan permukaan (Pre-Cleaning) dengan menyemprotkan secara merata cairan SKC-S di permukaan benda kerja, kemudian kita bersihkan permukaan tersebut menggunakan sikat baja, setelah itu permukaannya di lap pakai tissu atau kain pembersih. Tahap ini bertujuan untuk menghilangkan noda pada permukaan yang dapat mempengaruhi hasil percobaan.

3. Aplikasi liquid penetrant dan Dwell Time.
    Semprotkan dengan jarak tertentu (±25-30 cm) secara merata cairan penetrant SKL-SP1 pada permukaan benda uji atau bisa juga di oleskan memakai kuas cat dengan terlebih dahulu menyemprotkan cairan penetrant kedalam wadah. Kemudian menunggu selama ±5 menit atau sesuai batas dwell time yang telah ditentukan. Setelah itu tahap pembersihan penetrant sisa dan drying yaitu di lap menggunakan tissu/kain pembersih secara searah sampai ujung benda uji sampai bersih. Kemudian semprotkan cleaner ke tissu dan di lap ke permukaan benda uji secara searah.

4. Aplikasi cairan developer.
    Permukaan benda uji dilapisi dengan cairan developer SKD-S2 untuk menyedot keluar cairan penetran yang berada dalam celah agar menghasilkan indikasi. Biarkan developer tersebut bekerja dengan waktu tunggu (dwell time) selama ±7 menit.

5. Tahap inspeksi hasil uji
    Permukaan di inspeksi secara visual untuk dideteksi adanya indikasi (diskontunuitas). Waktu untuk interpretasi akhir yaitu antara 10 hingga 30 menit, dihitung setelah developer mengering pada benda kerja. Ukur cacat/diskontunuitas menggunakan penggaris besi.

6. Tahap pembersihan akhir (Post Cleaning).
    Benda uji dibersihkan dari sisa bahan yang dipergunakan dalam uji penetran menggunakan cleaner, sikat baja dan kain pembersih.

Download Jobsheet PENETRANT TEST (PT)



Sunday, July 11, 2021

Tips publikasi artikel di jurnal akreditasi (SINTA)

Publikasi artikel di jurnal terakreditasi biasanya suatu keharusan bagi dosen yang melakukan penelitian sebagai media publikasi. Jurnal terakreditasi di Indonesia harus terindeks di SINTA dengan tingkatan peringkat 1-6. Tentunya kita harus memilih dengan benar bahwa jurnal tersebut benar-benar telah terkreditasi SINTA. Berikut tips memilih publikasi di jurnal akreditasi SINTA peringkat 4. 

1. Buka web SINTA dan klik S4 pada sudut kanan atas, kalau kita publikasi di SINTA 1 maka klik S1. Klik: SINTA

2. Cari jurnal sesuai dengan scope bidang penelitian, contoh bidang teknik mesin, salah satunya adalah jurnal Polimesin. Kalau kita belum tau nama jurnalnya bisa gunakan kolom pencarian di kolom "advance search" sebelah kiri dengan mengetik "teknik mesin" atau kata kunci lainnya.

3. Pilih jurnal yang kita inginkan, kemudian klik di nama jurnal sehingga terbuka tampilan halaman jurnal tersebut misalnya polimesin: https://sinta.ristekbrin.go.id/journals/detail?id=3959

4. Klik "website" pada menu sebelah kiri dibawah gambar sampul halaman untuk melihat profil jurnal tersebut.

5. Setelah website jurnal terbuka, silahkan buka semua menu tentang jurnal, biasanya yang paling penting kita lihat dari profil sebuah jurnal adalah:

a. Scope jurnal,  klik "fokus and scope" dan pastikan scope jurnal sesuai dengan bidang penelitian kita.

b. Tim editor. Klik menu "Editors" dan pastikan bahwa tim editor minimal 2 atau 3 dari berbagai institusi.

c. Tim Reviewer. Klik menu "Reviewers" dan pastikan tim reviewer minimal 2 atau 3 dari berbagai institusi. Lebih bagus kalau ada Reviewer international.

d. Arsip publikasi.  Klik "Archives" dan pastikan kalau jurnal tersebut terbit setiap volume dan nomor tepat waktu sesuai dengan frekuensi terbitan, misal jurnal tersebut terbit 2 kali setahun yaitu bulan Februari dan Agustus. Informasi ini biasanya ada di halaman beranda jurnal.

e. Pengindeks. Klik "Indexing" dan pastikan jurnal tersebut di indeks oleh beberapa pengindeks terutama pengindeks international terutama jurnal terakreditasi SINTA 1-4 sebaiknya minimal terindeks seperti Dimensios, Index Copernicus atau ICI, DOAJ dan lainnya sesuai dengan PAK 2019.

f. Biaya publikasi. Klik "Article Publishing Cost" apabila ingin mengetahui kalau jurnal tersebut gratis publikasi atau berbayar. 

Demikian tips memilih jurnal terakreditasi, semoga bermanfaat. 

Monday, July 5, 2021

Mengatasi power window mobil yang macet.

  Salam.

Power window mobil sudah menjadi standar setiap mobil masa kini karena sangat memudahkan pengguna mobil dalam membuka atau menutup kaca dengan hanya menekan satu tombol disamping pintu bagian dalam mobil.

Namun bisa jadi masalah ketika mengalami macet atau tidak bisa dibuka lagi. Ini perlu keahlian khusus dalam mengatasi nya, jangan lakukan sendiri apabila tidak punya keahlian yang menyebabkan bisa merusak bagian yang lain, namun jangan cepat diganti apabila masih bisa diperbaiki. Tentunya biaya mengganti jauh lebih mahal daripada memperbaiki apabila masih bisa.

Pengalaman mobil saya vios tahun 2005 tiba-tiba tombol kaca depan otomatis power window tidak berfungsi. Langkah yang saya ambil segera membawa ke bengkel mobil untuk pengecekan kerusakan. Setelah di cek ternyata kaki pengait pada tombol tersebut patah. Sehingga mekanik hanya melakukan penggantinya kaki tersebut dengan kaki pengait yang lain dengan pengeleman yang jenis sangat kuat. Mungkin ini bisa jadi saran bagi pemilik mobil sebelum memutuskan untuk mengganti tombol power window nya. Karena biasanya bawaan mobil masih original dan tahan lama, beda dengan yang dijual di toko biasanya produk KW.


Gambar hasil perbaikan kaki pengait tombol power window.



Friday, July 2, 2021

Setting Autocad yang lambat supaya cepat dan ringan

 Cara setting agar autocad versi tinggi agar ringan ketika bekerja pada laptop spek rendah.

1. Buka autocad

2. Klik kanan pada layar autocad/viewport dan pilih Option











3. Klik menu Sistem dan kemudian pilih Performance setting









4. Kemudian pilih Manual Tune









5. Conteng Enable hardware acceleration









6. Selanjutnya klik Transparency quality dan pilih Low Faster.









7. Klik OK.

Langkah selesai semoga bermanfaat.

Thursday, November 5, 2020

Turbin Gas

 

Turbin gas adalah sebuah mesin panas pembakaran dalam, proses kerjanya seperti motor bakar [gambar 1] yaitu udara atmosfer dihisap masuk kompresor dan dikompresi, kemudian udara mampat masuk ruang bakar dan dipakai untuk proses pembakaran, sehingga diperoleh suatu energi panas yang besar. Energi panas tersebut diekspansikan pada turbin dan menghasilkan energi mekanik pada poros. Sisa gas pembakaran yang ke luar turbin menjadi energi dorong (turbin gas pesawat terbang). Jadi jelas bahwa turbin gas adalah mesin yang dapat mengubah energi panas menjadi energi mekanik atau dorong.
Persamaan turbin gas dengan motor bakar adalah pada proses pembakarannya yang terjadi di dalam mesin itu sendiri. Disamping itu proses kerjanya adalah sama yaitu: hisap, kompresi, pembakaran, ekspansi dan buang. Perbedaannya adalah terletak pada konstruksinya. Motor bakar kebanyakan bekerja gerak bolak-balik (reciprocating) sedangkan turbin gas adalah mesin rotasi, proses kerja motor bakar bertahap (intermiten), untuk turbin gas adalah kontinyu dan gas buang pada motor bakar tidak pernah dipakai untuk gaya dorong.


Gambar 1. Mesin pembakaran dalam (turbin gas dan motor bakar)

Turbin gas bekerja secara kontinyu tidak betahap, semua proses yaitu hisap, kompresi, pembakaran dan buang adalah berlangsung bersamaan. Pada motor bakar yang prosesnya bertahap yaitu yang dinamakan langkah, yaitu langkah hisap, kompresi, pembakaran, ekspansi dan langkah buang. Antara langkah satu dan lainnya saling bergantung dan bekerja bergantian. Pada proses ekspansi turbin gas, terjadi perubahan energi dari energi panas mejadi energi mekanik putaran poros turbin, sedangkan pada motor bakar pada langkah ekspansi terjadi perubahan dari energi panas menjadi energi mekanik
gerak bolak-balik torak. Dengan kondisi tersebut, turbin gas bekerja lebih halus dan tidak banyak getaran.  


Gambar 2. Perbandingan turbin gas dan mesin disel  

Turbin gas banyak digunakan untuk mesin propulsi atau jet [gambar 1], mesin otomotif, tenaga pembangkit listrik [gambar 2], atau penggerak peralatan-peralatan industri seperti penggerak kompresor atau pompa. Daya yang dihasilkan turbin gas mulai dari 250.000 HP untuk pembangkit listrik sampai 5 HP pada turbocharger pada mesin motor. Keunggulan dari turbin gas adalah mesinnya yang ringan dan ukuran yang kecil namun dapat menghasilkan daya yang besar. Sebagai contoh pada gambar 2 adalah turbin gas yang biasa dipakai untuk penggerak generator lisitrik kecil. Generator ini banyak dipakai untuk mengantisipasi beban puncak jaringan, sehingga fungsinya dapat menggantikan kalau terjadi pemadaman listrik. Gedung-gedung perkantoran, rumah sakit, universitas, perusahaan dan lainnya, banyak yang menggunakan generator jenis ini. Dibandingkan dengan penggunaan generator penggerak disel, dengan penggerak turbin gas ukurannya menjadi lebih kecil, sehingga dapat menghemat tempat dan mudah dipindahkan.
Pesawat terbang memerlukan mesin dengan persyaratan yang spesifik yaitu mesin dengan daya besar untuk daya dorong, tetapi ringan dan dari segi ukuran harus kecil. Dengan alasan tersebut, penggunaan turbin gas pada pesawat terbang menjadi pilihan yang tepat, dan tidak dapat digantikan jenis mesin lain. Pada industri dan pembangkitan listrik turbin gas sangat menguntungkan karena mesin mudah diinstal, operasinya tidak ruwet, dan tidak memerlukan ruangan yang besar.  

A. Sejarah Perkembangan 
Pengembangan turbin gas sebagai salah satu mesin penggerak sudah menghabiskan waktu yang lama sekali. Dimulai abad ke-19 Charles Curtis mengajukan paten untuk turbin gas yaitu pada tanggal 24 Juni 1985. Kemudian pada tahun 1903 Aegedius Elling berhasil membuat mesin turbin gas dengan daya 11 HP. Pada tahun 1939 perusahaan Swiss, Brown Boverei Company berhasil membuat turbin gas untuk pembangkit tenaga dengan daya 4.000 kW. Untuk industri pesawat terbang mulai dikembangkan pada tahun 1930-an. Hans von Ohains (Jerman) berhasil menjalankan turbin gasnya pada bulan maret 1937. Frank Whittles pada april 1937 juga berhasil menjalankan mesin turbin gasnya.
Pesawat terbang pertama yang terbang dengan mesin turbin gas adalah mesin jet Jerman pada 27 agustus 1939, sedangkan Inggris tahun 1941. Penggunaan turbin gas untuk lokomotif pertama kali tahun 1941 di Swiss, dan untuk mesin mobil tahun 1950 di Inggris. Pengembangan terus dilanjutkan sampai ke era modern, mesin-mesin jet tempur canggih sudah berhasil diciptakan. Efisiensi juga terus diperbaiki sehingga turbin gas masa kini menjadi salah satu pilihan utama sebagai mesin penggerak. 

Gambar 3.  Perkembangan turbin gas menjadi mesin modern 

B. Konstruksi Turbin Gas
Turbin gas terdiri dari komponen-komponen yang saling berhubungan satu dan lainya. Komponen-kompenen utama turbin gas adalah kompresor, ruang bakar,dan turbin. Kompresor dan turbin mempunyai rotor yang sama, rotor tersebut ditahan dengan dua bantalan radial dan satu bantalan aksial. Rumah mesin bagian luar umumnya terdiri dari bagian tengah, rumah bagian udara masuk dan rumah bagian gas bekas ke luar satu sama lainnya dihubungkan dengan kuat [gambar 4, 5]. Untuk turbin gas yang dipakai pada pesawat terbang, konstruksinya lebih simpel, antara komponen yang satu dengan yang lainnya tidak terpisah. Ukuran komponen-komponen turbin gas pesawat lebih kecil apabila dibandingkan dengan turbin gas untuk industri.

Gambar 4. Turbin gas dan komponen-komponennya
  
Gambar 5. Turbin gas dan komponen-komponennya 

Rumah mesin tersebut dipisahkan aksial di bagian tengah setinggi tengah tengah poros. Rumah bagian luar terdiri dari selubung luar dan selubung dalam, diantara selubung tersebut terdapat gas bekas yang dialirkan lewat cerobong. Sudu pengarah kompresor dan turbin ditempatkan di dalam beberapa penyangga sudu pengarah, dan ditumpu dengan sistem elastis terhadap panas di dalam rumah mesin bagian luar. Saluran udara, dimana pada bagian ini udara dihisap kompresor, mempunyai pelat pengarah, yang berfungsi juga untuk memperkuat luasan samping yang besar. Udara kompresor dapat dilewatkan samping  atau atas. Sebelum masuk kompresor, udara tersebut melalui saringan dan peredam suara
 

Wednesday, September 16, 2020

Turbin Air

Dalam suatu sistim PLTA, turbin air merupakan salah satu peralatan utama selain generator. Turbin air adalah alat untuk mengubah energi air menjadi energi puntir. Energi puntir ini kemudian diubah menjadi energi listrik oleh generator. Turbin air termasuk dalam kelompok mesin-mesin fluida yaitu, mesin-mesin yang berfungsi untuk merubah energi fluida (energi potensial dan energi kinetis air) menjadi energi mekanis atau sebaliknya. Mesin ini berfungsi untuk merubah energi fluida menjadi energi mekanis pada poros. misalnya : turbin air, turbin uap, turbin gas, kincir air, kincir angin dan lainnya. Pompa, kompresor, blower, fan dan lain-lain berfungsi untuk mengubah energi mekanis pada poros menjadi energi fluida (energi potensial dan energi kinetis). (Sihombing, Edis. 2009). 
Menurut Sejarahnya turbin-turbin air yang sekarang berasal dari kincir-kincir air pada zaman abad pertengahan yang dipakai untuk memecah batubara dan pabrik gandum. Salah satu kincir air tersebut dapat dilihat di Aungrabad, India yang telah berumur 400-an tahun. (Susatyo, Anjar. 2006). Walaupun banyak terdapat desain turbin air dengan masing-masing keistimewaannya, secara umum hampir semua turbin dapat diklasifikasikan dalam dua tipe dasar-turbin impuls dan turbin reaksi. Secara umum turbin impuls merupakan mesin dengan head yang tinggi, dan laju aliran yang rendah, sedangkan turbin reaksi merupakan mesin dengan head yang rendah dan laju aliran yang tinggi. (Munson, Bruce. 2005).

KLASIFIKASI TURBIN AIR
Turbin air dapat dikelompokkan dengan berbagai cara. Jenis turbin dapat digolongkan menjadi tiga sesuai dengan range dari head-nya, yaitu :
  1. Turbin dengan head rendah (< 30 meter)
  2. Turbin dengan head medium (30-240 meter)
  3. Turbin dengan head tinggi (> 240)
Head adalah selisih ketinggian level air yang masuk ke turbin (forebay) dengan air yang keluar dari turbin (afterbay). Untuk lebih jelas silahkan melihat gambar berikut.



Sedangkan menurut cara kerjanya, maka terdapat dua jenis turbin yaitu : 
  1. Turbin Impuls (aksi).
  2. Turbin Reaksi.
1. Turbin Impuls (aksi).
Turbin impuls adalah turbin air yang cara kerjanya dengan merubah seluruh energi air (yang teridiri dari energi potensial-tekanan-kecepatan) yang tersedia menjadi energi kinetik untuk memutar turbin, sehingga menghasilkan energi mekanik dalam bentuk putaran poros. Atau dengan kata lain, energi potensial air diubah menjadi energi kinetik. Contoh turbin impuls adalah turbin Pelton dan turbin Cross Flow. (Luknanto, Joko, 2007)

1) Turbin Cross Flow
 


Salah satu jenis turbin impuls ini juga disebut Turbin Michell-Banki yang merupakan penemunya. Turbin ini dapat dioperasikan pada debit 10 liter/sec–20 liter/sec dan heah antara 1-200 m. Turbin Cross Flow mengunakan nosel persegi panjang yang lebarnya sesuai dengan lebar runner. Runner turbin terbuat dari  beberapa sudu yang dipasang pada sepasang piringan paralel. (Sihombing, Edis.2009)
 


2) Turbin Pelton
Turbin Pelton merupakan salah satu jenis turbin impuls. Lester Pelton (1829-19080 sebagai penemu turbin Pelton adalah seorang ahli teknik pertambangan Amerika yang hidup pada masa eksploitasi emas di California. Efisiensi yang diperoleh oleh turbin Pelton akan lebih tinggi jika turbin dioperasikan pada head yang lebih tinggi yang akan diubah menjadi suatu kecepatan relative yang tinggi pada sisi keluar nosel. (Munson, Bruce. 2005.).

2. Turbin Reaksi
Turbin reaksi adalah turbin air yang cara bekerjanya dengan merubah seluruh energi air yang tersedia menjadi energi puntir dalam bentuk putaran. Sudu pada turbin reaksi mempunyai profil khusus yang menyebabkan terjadinya penurunan tekanan air selama melalui sudu. Turbin ini terdiri dari sudu pengarah dan sudu jalan dan kedua sudu tersebut semuanya terendam di dalam air. Air dialirkan ke dalam sebuah terusan atau dilewatkan ke dalam sebuah cincin yang berbentuk
spiral (rumah keong). 
Perubahan energi seluruhnya terjadi di dalam sudu gerak. Contoh turbin reaksi adalah turbin Francis dan turbin Propeler (Kaplan). (Luknanto, Joko, 2007).
1) Turbin Francis
Turbin Francis merupakan slah satu turbin reaksi. Turbin ini dipasang diantara sumber air tekanan tinggi di bagian masuk dan air bertekanan rendah di bagian keluar. Turbin Francis mempunyai sudu pengarah air masuk secara tangensial. Sudu pengarah ini dapat berupa sudut pengarah yang tetap maupun yang dapat diatur sudutnya. (Sihombing, Edis. 2009).

 

2) Turbin Propeler (Kaplan)
Turbin Kaplan (Propeler) adalah salah satu turbin reaksi aliran aksial. Turbin ini tersusun seperti propeller pada perahu. Propeller tersebut biasanya mempunyai tiga hingga enam sudu. . (Sihombing, Edisi. 2009).




Perbandingan Turbin Pelton, Francis & Kaplan: 


2.1 Perbandingan Karakteristik Turbin Air.
Kecepatan spesifik dari sebuah turbin juga dapat diartikan sebagai kecepatan ideal, persamaan geometris turbin, yang menghasilkan satu satuan daya tiap satu satuan head. Perhitungan tepat ini menghasilkan performa turbin dalam jangkauan head dan debit tertentu. Kisaran kecepatan spesifik beberapa turbin air adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Kecepatan Spesifik Turbin

Daya Turbin (P)
Dari kapasitas air V dan tinggi air jatuh (H) dapat diperoleh daya yang dihasilkan turbin:


P dalam kW, bila:
V=m3/detik, ρ=kg/m3, g= m/detik2, H=m.

Bila massa aliran  dan tinggi air jatuh telah diketahui, maka daya yang dihasilkan: 
P=ṁ.g.H. ηT.
P dalam kW, bila:
ṁ=kg/det, g= m/detik2, H=m.


Berapakah daya yang dihasilkan dari sebuah turbin air, apabila kapasitas air V=5m3/detik, dan tinggi air jatuh H=120 m, serta randemen turbin ηT= 0,87.












Penelitian tentang turbin air: 


Pertanyaan umum: 

Sebutkan jenis turbin berdasarkan:
a. Range dari head-nya
b. Cara kerjanya












Sunday, September 13, 2020

Visual Test

Dalam melakukan NDT, Uji visual merupakan jenis NDT yang pertama sekali diperlukan sebelum dilakukan NDT yang lain. Penerimaan dan penolakan terhadap hasil uji visual sangat dipengaruhi oleh pengenalan cacat-cacat pengelasan dan material. Pemeriksaan visual didefinisikan sebagai pemeriksaan dengan menggunakan mata biasa atau dengan menggunakan alat bantu (pembesar), tanpa merubah ataupun merusak material yang akan diperiksa. Penggunaan pemeriksaan visual  meliputi pemeriksaan bahan baku (raw material), produk hasil proses pemesinan dan produk yang gagal. Tujuan pemeriksaan visual adalah :

  • Memeriksa bahan baku, produk dan struktur yang difabrikasi atau dibuat sesuai dengan spesifikasi rancang bangun.
  • Memeriksa ketidaksempurnaan/cacat (flaw) yang terdapat pada produk.
  • Menganalisa penyebab kegagalan suatu produk dan struktur.
Kelebihan pemeriksaan visual antara lain: 
  • Sederhana, lebih cepat, biaya murah
  • Diperlukan sedikit latihan
  • Pemeriksaan dapat dilaksanakan sewaktu benda uji sedang beroperasi
  • Pencacatan permanen
Kelemahan pemeriksaan visual, antara lain:
  • Hanya mendeteksi cacat permukaan
  • Rendahnya resolusi mata dan kelelahan mata
Pemeriksaan visual secara langsung

Pemeriksaan dilakukan dengan kondisi sebagai berikut :
  • Jarak pandang  kurang lebih 24 in, dan sudut pandang (viewing angle) ³ 30o terhadap permukaan
  • Cermin dapat dipergunakan untuk meningkatkan angle of vision
  • Kaca pembesar dapat dipergunakan
  • Penerangan dapat menggunakan flash light atau alat bantu lainnya untuk mendapatkan kekuatan cahaya sebagai berikut : pemeriksaan normal ³ 15 foot candles, pemeriksaan kelainan-kelainan kecil ³ 50 foot candles
Persyaratan personil
  • Personil harus melakukan pemeriksaan mata minimum sekali setahun
  • Personil harus memiliki ketajaman penglihatan jarak dekat
Pemeriksaan visual jarak jauh
  • Dapat menggantikan pemeriksaan jarak dekat
  • Alat bantu dapat berupa : cermin, telescope, borescope, fiberoptik, camera
  • Harus memiliki resolusi yang sama dengan pemeriksaan jarak dekat.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pengujian visual antara lain adalah sifat meterial, kondisi permukaan, lingkungan pemeriksaan dan faktor-faktor fisik dari inspektor. Peralatan untuk pemeriksaan visual termasuk borescope, fiberscope, penggaris, jangka, peralatan ukur mekanis, peralatan ukur las, kaca pembesar, cermin, sistem otomasi, sistem berbasis komputer, sistem pencitraan, sistem optik khusus, dan CCTV.

1. Borescopes

Borescope adalah alat yang bekerja seperti teleskop, mikroskop atau kamera. Hal ini memungkinkan orang untuk menjelajahi daerah yang terlalu kecil, terlalu jauh atau di luar jangkauan. Ini memiliki lensa di bagian atas yang melekat pada tabung penyisipan yang dapat menjadi kaku atau fleksibel. Ketika tabung penyisipan borescope ini diarahkan melalui sebuah lubang, dibutuhkan lensa dan sumber cahaya untuk apa yang perlu diperiksa. Di ujung tabung ada dua lensa, sumber cahaya, nozel dan bukaan lainnya. 

2. Fiberscope

Fiberscope serupa dengan borescope karena dapat dipakai memeriksa daerahdaerah yang umumnya tidak dapat diakses; namun demikian fiberscope bekerja dengan prinsip yang berbeda. Borescope menggunakan sistem lensa untuk mengirimkan citra dari obyek ke mata, sedangkan fiberscope menggunakan sekumpulan serat pengirim cahaya yang dibuat dari kaca atau quartz. Kumpulan serat ini dinamakan penuntun citra. Sifat penuntun citra yang fleksibel ini memungkinkan fiberscope memeriksa daerah lekukan dan sudut sementara borescope yang rigid hanya dapat memasuki lintasan yang lurus.


Pertanyaan umum:

1. Apa yang dimaksud dengan pemeriksaan visual?

2. Sebutkan Peralatan untuk pemeriksaan visual?


Tuesday, September 8, 2020

Contact



Hubungi kami di Email: fileazwinur@gmail.com